Selasa, 17 Maret 2015

Definisi Sistem Pendukung Keputusan



Ilustrasi Pendukung Keputusan
Sistem Pendukung Keputusan (SPK) atau Decision Support System (DDS) adalah sebuah sistem yang mampu memberikan kemampuan pemecahan masalah maupun kemampuan pengkomunikasian untuk masalah dengan kondisi semi terstruktur dan tak terstruktur. Sistem ini digunakan untuk membantu pengambilan keputusan dalam situasi semi terstruktur dan situasi yang tidak terstruktur, dimana tak serangpun tahu secara pasti bagaimana keputusan seharusnya dibuat (Turban,2001).

SPK bertujuan untuk menyediakan informasi, membimbing, memberikan prediksi serta mengarahkan kepada penguna informasi agar dapat melakukan pengambilan keputusan dengan lebih baik.

SPK merupakan implementasi teori-teori pengambilan keputusan yang telah diperkenalkan oleh ilmu-ilmu seperti operation research dan manegement science, hanya bedanya adalah bahwa jika dahulu untuk mencari penyelesaian masalah yang dihadapi harus dilakukan perhitungan iterasi secara manual(biasanya untuk mencari nilai minimum, maksimum, atau optimum), saat ini computer PC telah menawarkan kemampuannya untuk menyelesaikan persoalan yang sama dalam waktu relatif singkat.

Sprague dan Watson mendefinisikan Sistem Pengambilan Keputusan (SPK) sebagai sistem yang memiliki lima karakteristik utama yaitu (Sprague et.al, 1993):
1. Sistem yang berbasis komputer
2. Dipergunakan untuk membantu para pengambil keputusan
3. Untuk memecahkan masalah-masalah rumit yang mustahil dilakukan dengan kalkulasi manual
4. Melalui cara simulasi yang interaktif
5. Dimana data dan model analisis sebagai komponen utama.

Komponen Sistem Pendukung Keputusan

Secara umum Sistem Pendukung Keputusan dibangun oleh tiga komponen besar yaitu database Management, Model Base dan Software System/User Interface. Komponen SPK tersebut dapat digambarkan seperti gambar di bawah ini.
Komponen Sistem Pendukung Keputusan (SPK)
a. Database Management
Merupakan subsistem data yang terorganisasi dalam suatu basis data.
b. Model Base
Merupakan suatu model yang merepresentasikan permasalahan kedalam format kuantitatif sebagai dasar simulasi atau pengambilan keputusan  termasuk didalamnya tujuan dari permasalahan (Obyektif)
c. User Interface
Menampilkan keluaran sistem bagi pemakai dan menerima masukan dari pemakai kedalam Sistem Pendukung Keputusan

Manfaat Sistem Pendukung Keputusan

SPK dapat memberikan berbagai manfaat dan keuntungan. Manfaat yang dapat diambil dari SPK adalah:
1. SPK memperluas kemampuan pengambil keputusan dalam memproses data /informasi bagi pemakainya
2. SPK membantu pengambil keputusan untuk memecahkan masalah terutama berbagai masalah yang sangat kompleks dan tidak terstruktur
3. SPK dapat menghasilkan solusi dengan lebih cepat serta hasilnya dapat diandalkan.
4. Walaupun suatu SPK mungkin saja tidak mampu memecahkan masalah yang dihadapi oleh pengambil keputusan, namun dia dapat menjadi stimulan bagi pengambil keputusan dalam memahami persoalannya ,karena mampu menyajikan berbagai alternatif pemecahan.

Definisi Sistem

Kesatuan yang utuh dari rangkaian, yang saling kait mengait satu sama lain, bagian dari suatu sistem, menjadi induk dari rangkaian-rangkaian selanjutnya. Bagitu seterusnya sampai pada bagian terkecil, rusakanya salah satu bagian akan menganggu kestabilan sistem itu sendiri secara keseluruhan.

Definisi Model

Acuan yang dapat dijadikan contoh untuk menilai sebuah sistem tertentu.


 

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DISTRIBUSI BERAS MISKIN (RASKIN)
MENGGUNAKAN LOGIKA FUZZY

Dedy Bangun Sanjaya

 1. Pendahuluan

Program beras miskin (Raskin) yang dimulai pada bulan Januari 2002 merupakan program lanjutan dari program Operasi Pasar Khusus(OPK) yang dirancang pemerintah dandilaksanakan oleh Bulog pertengahan tahun 1998.Program ini adalah penyempurnaan dari programstabilitas harga beras, yang umumnya mahal danjuga kurang adil dinikmati semua orang terutamabagi masyarakat mskin. Logika fuzzy sebagai salah satu komponendari soft computing telah banyak diaplikasikan diberbagai bidang kehidupan. Salah satu aplikasi terpentingnya adalah untuk membantu manusia dalam melakukan pengambilan keputusan. Aplikasi logika fuzzy untuk pendukung keputusan ini akan diperlukan ketika semakin banyak kondisi yang menuntut adanya keputusan yang tidak hanya bisa dijawab dengan “ya” atau“tidak”. Logika fuzzy dapat dterapkan dalam pengambilan keputusan pembagian Raskin agar lebih tepat sasaran dan mengurangi kecurangan dalam pembagian jatah Raskin Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana mengembangakan suatu sistem penunjang keputusan yang dapat membantu dalam penyaluran beras miskin dengan menerapkan fuzzy logic dalam mengukur tingkat kemiskinan. Penelitian ini bertujuan untuk membuat suatu sistem pendukung keputusan yang dapat memberikan suatu alternatif keputusan bagi para pengambil keputusan dalam melakukan distribusi beras untuk keluarga miskin dengan menerapkan konsep logika fuzzy dalam mengukur tingkat kemiskinan keluarga penerima beras miskin berdasarkan criteria yang telah disebutkan dalam batasan masalah diatas.

2. Pengertian Raskin

Program raskin (program penyaluran untuk keluarga miskin) adalah sebuah program dari pemerintah. Program tersebut adalah sebuah upaya untuk mengurangi beban penyaluran dari rumah tangga miskin sebagai bentuk dukungan dalam meningkatkan ketahanan pangan dengan
memberikan perlindungan sosial beras murah dengan jumlah maksimal 15 kg/rumah tangga
miskin/bulan dengan masing-masing seharga Rp. 1.600,00 per kg(netto) di titik distribusi. Program ini mencakup di seluruh provinsi, sementara tanggung jawab dari distribusi beras dari gudang
sampai ke titik distribusi di kelurahan di pegang oleh perum bulog. Sasaran dari Program Raskin ini adalah meningkatkan aksen pangan kepada keluarga miskin untuk memenuhi kebutuhan pokok dalam rangka menguatkan ketahanan pangan rumah tangga dan mencegah penurunan konsumsi energi
dan protein. Dalam memenuhi kebutuhan pangan tersebut, program Raskin perlu dilakasanakan
agar masyarakat miskin benar-benar bisa merasakan manfaatnya, yakni dapat membeli beras berkualitas baik dengan harga terjangkau.

3. Logika Fuzzy, Himpunan Fuzzy danFungsi Keanggotan
Logika fuzzy merupakan salah satukomponen pembentuk soft computing. Logika fuzzy pertama kali diperkenalakan oleh Prof.Lutfi A. Zaden pada tahun 1965. Dasar logika fuzzy
adalah teori himpunan fuzzy. Pada teory himpunan fuzzy, peranan derajat keanggotaan sebagai  penentu keberadaan elemen dalam suatu himpunan sangatlah penting. Nilai keanggotaan atau derajat keanggotaan menjadi ciri utama dari penalaran dengan logika fuzzy tersebut. Ide dasar pada teori himpunan samar adalah setiap elemen dalam himpunan samar mempunyai derajat keanggotaan. Dengan demikian sebuah proposisi tidak hanya bernilai benar atau salah saja tetapi bisa bernilai sebagian benar atau sebagian salah. Nilai itu berupa bilangan real dalam interval [0,1].
Logika fuzzy lahir berdasarkan fenomena – fenomena alam yang serba tidak tepat dan samar
ditinjau dari cara berpikir manusia, dimana pada kenyataannya tidak ada suatu kondisi atau
pernyataan yang tepat 100% benar atau 100% salah. Prof. Lotfi A. Zadeh mengemukakan bahwa
true atau false dalam logika Boolean tidak dapat merepresentasikan pernyataan yang tidak pasti
yang berada diantara pernyataan true atau false tadi, seperti yang sering terjadi dalam dunia nyata.
Untuk merepresentasikan nilai ketidakpastian antara true atau false tersebut, Prof. Lotfi A.
Zadeh mengembangkan suatu teori berdasarkan conventional set yang disebutnya fuzzy set
(himpunan fuzzy). Sebagai ganti dari pernyataan dengan nilai seluruhnya true atau semuanya false,
logika fuzzy memberikan nilai yang spesifik pada setiap nilai diantara pernyataan true atau false
dengan menentukan fungsi kenaggotaan (membership function) bagi tiap nilai input dari
proses fuzzy (crisp input) dan derajat keanggotaan (degree of membership) yaitu menyatakan derajat
dari crisp input sesuai membership function antara 0 sampai 1, sehingga memungkinkan bagi suatu
persamaan memiliki nilai true dan false secara bersamaan.

 

                 Gbr. 1 Contoh Himpunan Fuzzy

Dengan adanya himpunan fuzzy memungkinkan seseorang untuk dapat masuk kedalam 2 himpunan yang berbeda, MUDA dan PAROBAYA, PAROBAYA dan TUA, dan sebagainya. Seberapa besar eksistensinya dalam himpunan tersebut dapat dilihat pada nilai keanggotaannya. Dari Gbr.1 diatas, dapat dilihat bahwa : • Seseorang yang berumur 40 tahun, termasuk dalam himpunan MUDA dengan μMUDA[40] = 0,25; namun dia juga termasuk dalam himpunan PAROBAYA dengan μPAROBAYA[40] = 0,5. • Seseorang yang berumur 50 tahun, termasuk dalam himpunan MUDA dengan μMUDA[50] = 0,25; namun dia juga termasuk dalam himpunan PAROBAYA dengan μPAROBAYA[50] = 0,5. Keanggotaan fuzzy memberikan suatu ukuran terhadap pendapat atau keputusan, sedangkan probabilitas mengindikasikan proporsi terhadap keseringan suatu hasil bernilai benar dalam jangka panjang. Misalnya, jika nilai keanggotaan suatu himpunan fuzzy MUDA adalah 0,9 maka tidak perlu dipermasalahkan berapa seringnya nilai itu diulang secara individual untuk mengharapkan suatu hasil yang hampir pasti muda. Di lain pihak, nilai probabilitas 0,9 muda berarti 10% dari himpunan tersebut diharapkan tidak muda. Fungsi keanggotaan (membership function)
adalah suatu kurva yang menunjukan pemetaan titik – titik input data kedalam nilai
keanggotaanya (sering juga disebut dengan derajat keanggotaan) yang memiliki interval antara 0
sampai 1 (Kusumadewei, 2004 : p8). Salah satu cara yang dapat digunakan untuk mendapatkan nilai keanggotaan adalah dengan melalui pendekatan fungsi. Ada beberapa fungsi yang bisa digunakan.

4. Pengertian dan Tujuan Sistem

Pendukung Keputusan Turban, Aronson dan Liang (2005) menunjukkan sistem pendukung keputusan (SPK) sebagai sebuah sistem yang dimaksudkan untuk mendukung para pengambil keputusan manajerial dalam situasi keputusan semiterstruktur. Sistem pendukung keputusan dimaksudkan untuk menjadi alat bantu bagi para pengambil keputusan untuk memperluas kapabilitas mereka, namun tidak untuk menggantikan penilaian mereka. Tujuan Sistem Pendukung Keputusan: a) Membantu manejer membuat keputusan untuk memecahkan masalah semiterstruktur; b) Mendukung penilaian manajer, bukan mencoba menggantikannya; c) Meningkatkan efektifitas pengambilan keputusan manajer daripada efisiensinya.

5. Perancangan Sistem

Perancangan sistem diawali dengan membuat struktur tabel dan relasi antar tabel. Struktur Tabel dapat dilihat pada Tabel 1, sedangkan untuk Relasi Antar Tabel dapat dilihat
pada Gbr. 2.
                                                                     TABEL 1
                                                         Struktur Tabel Keluarga



 6. Hasil dan Pembahasan

Hasil Penelitian ini dapat dilihat dalam program aplikasi yang dibangun selanjutnya akan
dibahas setiap antar muka yang dalam penulisan ini menggunakan istilah form seperti berikut
Form menu utama adalah form yang pertama dimunculkan pada saat program
dijalankan, namun menu-menu yang tersedia masih dalam keadaan tidak aktif sampai kepada
tahapan login dilakukan barulah menu-menu yang tersdia diaktifkan kembali sesuai dengan hak
pemakai yang telah diatur. Selain Form Menu Utama, juga terdapat Form Login, Form Ganti Password, Form Setup Fungsi Penghasilan , Form Setup Fungsi Anggota Tanggungan, Form Pembobotan Kriteria, Form Penginputan Data Lingkungan,
Form Penginputan Data Keluarga, Form Penentuan Keputusan, serta Contoh Laporan Hasil
Keputusan.

Form Menu Utama



Form Contoh Laporan

7. Kesimpulan dan Saran

Sistem Pendukung Keputusan Pemberian Beras Miskin (RASKIN) Menggunakan Fuzzy Logic dapat membantu pengambil keputusan dalam mengambil keputusan berkaitan dengan
distribusi beras miskin. Penggunakan Fuzzy Logic dalam system ini menghasilkan hasil perhitungan
kelayakan penerimaan setiap keluarga di Kelurahan menjadi lebih logis dan dapat
diterima kebenarannya Sistem ini dapat dikembangkan sehingga mencakup sistem informasi kependudukan secara menyeluruh dengan tetap menyertakan prosess pendukung keputusan yang telah dibangun ini. Diharapkan agar sistem ini dapat diterapkan sehingga dapat mambantu penyaluran beras miskin dan tepat sasaran.

Rabu, 11 Maret 2015

Saya adalah Mahasiswa Universitas Nusantara PGRI Kediri
di Fakultas Teknik....Jurusan Sistem Informasi........

social mediaku

https://www.facebook.com/dedydenim

SISTEM PENDUKUNG PENGAMBILAN KEPUTUSAN SELEKSI PENERIMA BERAS UNTUK KELUARGA MISKIN

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Pada saat sekarang ini, negara-negara sedang mengalami krisis keuangan, baik negara-negara maju maupun negara-negara yang sedang berkembang. Harga-harga minyak dunia turun, serta perusahaan-perusahaan mengalami krisis dari dampak krisis global. Dampak krisis itu akan banyak orang yang akan kehilangan pekerjaan. Dampak krisis ekonomi terjadi di negara Indonesia sudah cukup lama, negara Indonesia merupakan negara berkembang. Sebagai akibat dari krisis ekonomi yang berkepanjangan, kemampuan penduduk Indonesia untuk memenuhi berbagai kebutuhan mendasar seperti halnya makanan, pakaian, dan perumahan semakin meragukan. Perjuangan hidup sehari-hari yang demikian berat masih harus dihadapi banyak orang untuk mendapatkan makanan yang cukup untuk memenuhi kebutuhan mereka sendiri dan keluarganya. Dampak keseluruhan dari kondisi ini adalah menurunnya tingkat kesejahteraan di sektor kehidupan tertentu masyarakat Indonesia. Menanggulangi krisis ini salah satunya program pemerintah Operasi Pasar Khusus, yang memberikan bantuan beras bulanan kepada rakyat yang kekurangan di seluruh Indonesia. Program Operasi Pasar Khusus menyalurkan beras kualitas medium terhadap keluarga prasejahtera (KPS) atau keluarga miskin disetiap desa diseluruh Indonesia. Metode yang dilakukan setiap desa dalam pengambilan keputusan penerima beras untuk keluarga miskin (Raskin) masih menggunakan cara manual dan database yang digunakan masih dalam bentuk kertas, sehingga membutuhkan waktu yang lama untuk pengolahan dan kendala terbesar adalah kesulitan dalam penyimpanan atau pencarian arsip yang telah tersimpan jika akan dicocokkan dengan informasi atau pedoman yang baru diperoleh, serta tak lupa masalah pembuatan laporan yang terlambat terkadang juga menghambat penyampaian informasi. Penyaluran beras (Raskin) lewat tiap-tiap RT, ketua RT yang menentukan berhak dan tidaknya keluarga untuk mendapatkan beras (Raskin). Pengambilan keputusan untuk menentukan kriteria penerima beras yang sudah terjadi biasanya tidak mengacu pada kriteria-kriteria keluarga miskin. Penentuan kriteria-kriteria keluarga miskin diperlukan sebuah sistem informasi yang baik untuk mencegah kesalahan-kesalahan dan kecurangankecurangan yang dilakukan oleh pihak-pihak tertentu, dalam hal ini digunakan sistem pendukung keputusan (SPK). Sistem pendukung keputusan (SPK) adalah bagian dari Sistem Informasi berbasis komputer,termasuk sistem berbasis pengetahuan (manajemen pengetahuan) yang dipakai untuk mendukung pengambilan keputusan dalam suatu organisasi atau sebuah perusahaan. Konsep sistem pendukung keputusan diperkenalkan pertama kali oleh Michael S. Scoott Morton pada tahun 1970- an dengan istilah Management Decision System (Sprague,1982). SPK dirancang untuk mendukung seluruh tahap pengambilan keputusan mulai dari mengidentifikasi masalah, memilih data yang relevan, dan menentukan pendekatan yang digunakan dalam proses pengambilan keputusan, sampai mengevaluasi pemilihan alternatif. Sistem pendukung keputusan inimembantu melakukan penilaian setiap keluarga miskin, melakukan perubahan kriteria,dan perubahan nilai bobot. Hal ini berguna untuk memudahkan pengambil keputusan yang terkait dengan masalah seleksi penerima beras untuk keluarga miskin (Raskin), sehingga akan di dapatkan keluarga yang paling layak diberi Raskin. Oleh karena itu, dalam penelitian ini sistem pendukung pengambilan keputusan untuk keluarga miskin (Raskin) akan menggunakan beberapa kriteria yang diharapkan akan sesuai dengan kriteria-kriteria keluarga miskin diantaranya: orang tua tidak ada menanggung, penghasilan maksimal 15000/hari, pekerjaan tidak tetap, jumlah keluarga minimal 3 orang, kriteria-kriteria diatas diharapkan pengambilan keputusan penerima beras untuk keluarga miskin (Raskin) lebih tepat, cepat dan akurat.
1.2 PERUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang tersebut maka penulis mengidentifikasi masalah sebagai berikut :
a. Penilaian kriteria pengambilan keputusan yang dilakukan masih menggunakan cara manual dan database yang digunakan masih dalam bentuk kertas, sehingga membutuhkan waktu yang lama untuk pengolahan dan kendala terbesar adalah kesulitan dalam penyimpanan atau pencarian arsip yang telah tersimpan jika akan dicocokkan dengan informasi atau pedoman yang baru diperoleh, serta tak lupa masalah pembuatan laporan yang terlambat terkadang juga menghambat penyampaian informasi.
b. Adanya sistem informasi yang baik sangat diperlukan sebagai alat bantu pangambilan keputusan. Peningkatan kualitas keputusan ini lebihditunjang lagi apabila didukung oleh suatu sistem keputusan berbasis komputer. Pengembangan sistem pendukung pengambilan keputusan seleksi penerima beras untuk keluarga miskin (Raskin) ini dimaksudkan untuk memberikan dukungan kepada pengambil keputusan berdasarkan kebutuhan dengan tepat, cepat dan akurat
1.3 BATASAN MASALAH
Perancangan yang dilakukan agar dapat mencapai sasaran dan tujuan yang tepat, maka permasalahan yang ada dibatasi sebagai berikut :
1. Penelitian ini hanya membahas peramalan atau perhitungan kelayakan dalam seleksi penerima beras untuk keluarga miskin (Raskin).
2. Profil keluarga miskin yang diperhitungkan dalam proses ini meliputi kriteria : Orang tua yang tidak ada menanggung, Penghasilan maksimal 15000/hari, Pekerjaan tidak tetap, Jumlah keluarga minimal 3 orang, dari masing-masing keluarga.
3. Aplikasi dibuat dalam bentuk bahasa pemrograman Java.
4. Sistem ini menggunakan database yang dirancang dengan menggunakan MySQL.
1.4 TUJUAN PENELITIAN
Penelitian ini bertujuan untuk membangun sebuah sistem pendukung keputusan yang mempunyai kemampuan analisa seleksi penerima beras untuk keluarga miskin (Raskin), dari masing-masing kriteria dalam hal ini faktor-faktor penilaian dan alternatif dalam hal ini para keluarga dibandingkan satu dengan yang lainnya sehingga memberikan output nilai intensitas prioritas yang menghasilkan suatu sistem yang memberikan penilaian terhadap setiap keluarga.

1.5 MANFAAT PENELITIAN
Perancangan dan penelitian ini bermanfaat :
1. Sebagai bahan pertimbangan dalam seleksi penerima beras untukkeluarga miskin (Raskin).
2. Memberikan kemudahan dalam setiap seleksi penerima beras untukkeluarga miskin (Raskin).
1.6 TINJAUAN PUSTAKA
Pada Desa Dalangan, dalam proses seleksi penerima beras untukkeluarga miskin (Raskin) tersebut yang ada pada saat ini masih berjalansecara manual sehingga memungkinkan terjadinya seleksi secara subyektif,banyak keluarga yang seharusnya tidak mendapatkan beras (Raskin) malah dapat, sebaliknya untuk keluarga miskin seharusnya mendapatkan beras(Raskin) malah tidak dapat dan lagi proses seleksi berjalan lambat.Mengatasi kendala seperti itu, maka dibutuhkan suatu komputerisasi sistem tersebut sehingga jalannya seleksi penerima beras untuk keluarga miskin (Raskin) dapat sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan, sehingga dengan adanya software sistem pendukung pengambilan keputusan ini diharapkan dapat mengoptimalkan proses penyeleksian dalam penerima sesuai dengan kriteria yang ada.
1.7 METODE PENELITIAN
Penulis menggunakan beberapa metode penelitian untuk mengarahkan penelitian (perancangan) ini agar tujuan peneliti yang telah ditentukan dapat tercapai. Beberapa metode penelitian yang digunakan penulis sebagai berikut :
a. Library Research
Merupakan cara pengumpulan data dengan mempelajari literatur, paket modul dan panduan, buku-buku pedoman, buku-buku perpustakaan dan segala kepustakaan lainnya yang dianggap perlu dan mendukung.
b. Observasi
Yaitu metode untuk mendapatkan data dengan melakukan pengamatan langsung dan pencatatan secara sistematis terhadap gejala atau fenomena yang terkait tanpa mengajukan pertanyaan.
c. Interview
Metode ini dilakukan dengan cara mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mendukung permasalahan.
d. Metode analisis sistem
Data yang terkumpul melalui instrument pengumpulan data akan dianalisis dengan berfokus pada fungsi sistem informasi dan manajemen.
e. Perancangan dan desain sistem.
Penulis melakukan perancangan terlebih dahulu sebelum masuk ke pembuatan (desain) sistem, perancangan yang penulis lakukan meliputi perancangan diagram struktur AHP, model halaman aplikasi, hubungan antar halaman aplikasi dan perancangan database untuk digunakan sebagai query. Selanjutnya penulis melakukan pembuatan (desain) sistem yang meliputi penginstalan dan konfigurasi perangkat lunak yang digunakan dalam pembuatan (desain) sistem.
1.7.1 Diagram Alir Utama Sistem Pendukung Keputusan (SPK)
Diagram alir utama ini digambarkan algoritma secara umum semua proses yang ada dalam Sistem Pendukung Keputusan. Proses diawali dengan pengisian form penilaian, kemudian proses selanjutnya adalah proses Sistem Pendukung seleksi penerima beras.
Algoritma utama ini dapat dilihat pada Gambar 1.1.








1.8 PENGUJIAN SISTEM
Pengujian dilakukan dengan mencoba secara detail setiap halaman aplikasi yang ditampilkan dari sistem pendukung pengambilan keputusan seleksi penerima beras untuk keluarga miskin (Raskin).
1.9 SISTEMATIKA PENULISAN
Tugas Akhir ini nantinya disusun dengan sistematika penulisan sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN
Merupakan bab pendahuluan yang menguraikan latar belakang masalah, perumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, tinjauan pustaka, metode penelitian, Pengujian Sistem dan sistematika penulisan.
BAB II LANDASAN TEORI
Membahas mengenai dasar-dasar teori yang digunakan dalam penelitian ini antara lain sistem pendukung keputusan (SPK), Analytic Hierarchy Process (AHP), bahasa pemrograman Java dan database MySQL.
BAB III PERANCANGAN SISTEM
Membahas langkah proses perancangan sistem pendukung pengambilan keputusan beserta implementasi perancangan sistem.
BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA
Menunjukkan hasil pengujian dari perancangan simulasi Aplikasi sistem pendukung pengambilan keputusan seleksi disertai dengan analisa sehingga didapatkan bukti kuat dari hipotesis yang dilakukan.
BAB V PENUTUP
Menguraikan kesimpulan Tugas Akhir dan saran-saran sebagai bahan pertimbangan untuk pengembangan penelitian selanjutnya.